Pura Uluwatu merupakan satu dari Pura Sad Kahyangan yang dipercaya oleh masyarakat setempat sebagai perwujudan dari 9 mata angin. Pura ini didirikan oleh Mpu Kuturan di abad sebelas, sebagai tempat untuk menurunkan ajaran-ajaran adat desa yang lalu juga dipergunakan sebagai tempat untuk memuja Brahmana suci bernama Danghyang Nirartha. Dirunut dari arti katanya Uluwatu berarti Ulu yaitu kepala dan watu adalah Batu (Bahasa Bali), secara literal dapat diartikan pura yang berada di atas (kepala) batu (karang). Kini Pura ini berfungsi sebagai tempat pemujaan Dewa Rudra, dewa penguasa mata angin barat daya.

Pesona Pura Uluwatu Bali

Pura Uluwatu ini menarik, letaknya di atas sebuah tebing tinggi kira-kira 90 meter. Menghadap ke Samudera Indonesia. Sebelum memasuki kawan Pura, pengunjung akan dibawa melewati sebuah huta bernama Alas Kekeran yang ditinggali monyet liar. Maka setiap pengunjung di Pura Uluwatu dilarang memakai barang-barang yang rawan diambil oleh para monyet tersebut, seperti topi, perhiasan, kacamata, dan aneka pernak-pernik lainnya. Apabila terlanjut barang Anda diambil oleh monyet tersebut, dengan bantuan petugas setempat Anda dapat mengambil kembali barang tersebut dengan menukarnya dengan makanan. Namun, hal ini agak sedikit merepotkan berhubung setelah mengambil monyet itu langsung pergi, jadi lebih baik mencegahnya sejak awal.

Uluwatu Bali
Keindahan Uluwatu (Cr : Google)

Memasuki Pura Uluwatu harus berpakaian dengan sopan karena ini adalah lokasi sembahyang. Bagi setiap pengunjung memang diwajibkan memakai selendang  berwana kuning bagi yang diikatkan dipinggang. Bagi wanita yang sedang menstruasi, yang dipakai adalah kain berwarna ungu panjang se-mata kaki, tujuannya adalah agar terlihat ‘bersih’. Selain itu, bagi yang sedang datang bulan tidak diperbolehkan naik masuk ke Pura, hanya boleh berada di sekitara Pura saja. Tiket masuk k Uluwatu Rp 15.000,00/orang dewasa itu sudah dengan peminjaman kain Bali. Parkir biayanya terpisah, tarif parkir flat. Tempat parkirannya sangat luas, jadi tidak usah khawatir sulit parkir bagi yang membawa kendaraan pribadi. Di sekitaran pintu luar Pura juga terdapat banyak warung makan, jadi tidak bingung ketika mencari makan yang ramah di kantong. Bagi pengunjung yang ingin menginap di sekitaran Pura Uluwatu banyak sekali penginapan dari berbagai kelas. Memang jika dilihat dari jalan raya, kebanyakan adalah hotel berbintang, namun tidak jauh sekitar situ juga ada hotel dan hostel yang tidak membuat kantong kempis.

Keindahan Pura Uluwatu

Keindahan Pura Uluwatu makin dapat dinikmati ketika menjelang sore hari, karena di sini pengunjung dapat menikmati sunset (matahari terbenam) yang luar biasa indahnya. Lalu setiap hari ada pertunjukan Tari Kecak selama 1 jam. Tari Kecak adalah tari khas Bali yang dimainkan oleh 50-100 orang pria. Mereka duduk melingkar dan berkostum dengan bawahan kain Bali berwarna hitam dan putih. Di sini mereka akan memainkan lakon Ramayana. Tarian ini biasanya berpentas pada pukul 18.00 – 19.00. Sesuatu yang fantastis untuk dinikmati bersama dengan tenggelamnya matahari di ufuk barat.

Tiket Masuk
Tiket Masuk Uluwatu (Cr : Google)
Tari Kecak
Suasana Saat Tari Kecak (Cr : Google)

Penasaran dengan Pura Uluwatu nan cantik ini? Jalannya cukup mudah saja, dari arah Kuta ambil saja ke arah Selatan. Pura Uluwatu terletak di Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung. Dari Kuta hanya memakan waktu 30 menit untuk menuju ke sini. Berbagai petunjuk jalan pun cukup jelas. Pura Uluwatu ini dapat dikunjungi bersamaan dengan berbagai objek wisata lainnya yang terletak di lokasi yang sama seperti Pantai Dreamland, Garuda Wisnu Kencana Cultural Park, dan lain-lain. Ready for amazing journey? Let’s go to Bali!