Tak selamanya berlibur ke Bali mengunjungi pantai dan pusat perbelanjaan. Pulau Bali juga terkenal dengan wisata ziarah ke pura (tempat ibadah umat Hindu) yang memiliki bentuk bangunan indah khas Pulau Dewata nan ikonik. Salah satu pura yang dijadikan lokasi wisata adalah Tanah Lot. Kenapa dinamakan Tanah Lot? Tanah Lot sendiri berarti batu karang di laut dalam Bahasa Bali (Tanah = batu karang, Lot = Laut). Di Tanah Lot terdapat dua pura, yang pertama berdiri di sebongkahan batu dan yang lainnya berdiri di atas tebing yang menjorok ke Laut. Pura ini dibangun dengan tujuan sebagai tempat pemujaan dewa-dewi laut. Ketika air laut pasang, pura yang berada di batu ini akan terlihat bagaikan berada di atas laut. Masyarakat yang ingin bersembahyang di sini harus menunggu air laut surut agar dapat menyebranginya.

Pura Tanah Lot
Pura Tanah Lot (Cr : Google)

Selain pemandangannya yang memukau, Tanah Lot juga diselimuti kisah legenda yang menarik. Konon Tanah Lot ini dibangun oleh seorang Brahmana yang berasal dari Pulau Jawa bernama Danghyang Nirartha. Ketika itu Danghyang Nirartha berhasil menguatkan para masyarakat untuk menjadi pengikut agama Hindu dan mulai perlahan-lahan mereka meninggalkan penguasa Tanah Lot. Penguasa Tanah Lot yang bernama Bendesa Beraben murka dan mengusir Danghyang Nirartha dari wilayah kekuasaan. Danghyang Nirartha ketika itu menyanggupi permintaan Bendesa Beraben, namun sebelum ia meninggalkan Tanah Lot, ia memindahkan sebuah batu ke tengah laut dan mendirikan sebuah pura yang seperti kita lihat sekarang ini. Lalu di bawah batu, dibuatlah sebuah gua dan tinggalah seekor ular laut yang dikisahkan merupakan perwujudan dari selendang Danghyang Nirartha, ular inilah yang menjaga Pura Tanah Lot. Pada akhir legenda, melihat kesaktian dari Danghyang Nirartha, Bendesa Beraben berubah pikiran dan menjadi pengikut dari Danghyang Nirartha.

Bagi yang tertarik untuk mengunjungi Pura Tanah Lot, mudah saja, lokasinya tak jauh dari pusat wisata Kuta. Dengan berkendara dengan kendaraan pribadi sekitar 45 menit – 1 jam (tergantung kepadatan jalan). Detailnya, Tanah Lot berada di Desa Beraban, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan. Sebagai sebuah lokasi wisata, Tanah Lot memiliki fasilitas yang cukup memadai, seperti lapangan parkir yang luas, banyaknya penjaja souvenir dan tempat makan di jalan mulai dari lokasi parkiran sampai dengan gerbang menuju lokasi Pura. Tiket masuk daerah wisata Rp 8.000,00/orang dewasa. Biaya parkir flat, motor dan mobil berbeda biaya. Bagi yang berminat menginap di Tanah Lot tersedia berbagai penginapan mulai dari penginapan kelas melati sampai dengan bintang lima.

Selain pemandangan Pura di atas batu yang menyegarkan mata, di Tanah Lot, Anda juga wajib mencoba berdiri di pinggir pantai karang merasakan deburan ombak di kaki Anda. Tips untuk perjalanan Anda, bawalah baju ganti dan berhati-hati dengan barang bawaan Anda terlebih barang elektronik karena air dari ombak cukup besar dan menciprat kemana-mana. Jangan lupa pula mengunjungi Pura kedua yang berada di pucuk tebing. Anda dapat berjalan sampai ujungnya dan melihat betapa luasnya lautan. Lelah berjalan, Anda juga dapat menikmati para remaja dan orang muda berselancar di pantai karang bawah. Ombak di Tanah Lot cukup besar tak heran dapat menfasilitasi peselancar baik nasional maupun internasional. Di sekitaran Pura juga banyak penjaja makanan khas, seperti rujak Bali. Belum lengkap rasanya ke Bali tetapi belum mengunjungi Tanah Lot. Selamat berlibur. Salam jalan-jalan!