Tour Jogja – Tradisi Maulid Nabi di Yogyakarta, khususnya yang dikenal sebagai Grebeg Maulud, adalah salah satu tradisi unik di Yogyakarta yang telah berlangsung sejak masa Kesultanan Mataram. Acara ini diadakan setiap tahun dalam rangka untuk meyarakan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Penasaran bagaimana ritual ini dilangsungkan dan apa saja makna yang terkandung di dalamnya? Yuk, simak artikel ini untuk mengetahui lebih dalam tentang Grebeg Maulud serta bagaimana tradisi ini terus dilestarikan oleh masyarakat Yogyakarta!
Sejarah Grebeg Maulud

Credit : Kompas
Grebeg Maulud di Yogyakarta dilaksanakan setiap tahun pada tanggal 12 Rabiul Awal dalam kalender Hijriah. Tradisi ini dimulai dari inisiatif Sunan Kalijaga dan Raden Patah pada abad ke-15, sebagai bagian dari penyebaran Islam di Jawa.
Grebeg Maulud pertama kali diadakan di Masjid Agung Demak, dengan tujuan untuk memperkenalkan ajaran Islam kepada masyarakat Jawa melalui seni budaya seperti pertunjukan wayang kulit dan gamelan.
Tradisi ini kemudian diadopsi dan dilestarikan oleh Sultan Hamengkubuwono I. Beliau menjadikan Grebeg Maulud sebagai bagian dari warisan budaya dan agama di wilayahnya, dengan tujuan untuk menyebarkan dan melindungi agama Islam.
Baca juga: kampung prawirotaman
Pelaksanaan Grebeg Maulud

Credit : X Keraton Yogyakarta
Pelaksanaan Grebeg Maulud di Yogyakarta merupakan tradisi turun-temurun yang sarat akan simbolisme dan nilai-nilai Islam. Prosesi ini dimulai dengan dikeluarkannya gamelan sekati dari Keraton Yogyakarta menuju Masjid Gedhe Kauman. Suara gamelan ini dipercaya membawa berkah dan kedamaian.
Acara Grebeg Maulud juga dimeriahkan dengan kehadiran prajurit keraton yang berparade lengkap menggunakan senjata tradisional, panji-panji, serta iringan alat musik.
Puncak perayaan ini adalah kirab gunungan, yaitu arak-arakan besar yang membawa hasil bumi dalam bentuk gunungan, simbol kemakmuran dan perlindungan Sultan kepada rakyatnya. Gunungan tersebut terdiri dari berbagai hasil pertanian seperti beras, sayur-mayur, buah-buahan, dan makanan tradisional.
Setelah diarak dari Keraton menuju Masjid Gedhe Kauman, gunungan ini kemudian diperebutkan oleh masyarakat. Tradisi berebut gunungan dipercaya sebagai simbol dari berkah yang diberikan oleh Sultan kepada seluruh rakyatnya.
Makna dan Simbolisme

Credit : X Keraton Yogyakarta
Grebeg Maulud yang diadakan dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW ini memiliki makna mendalam, yaitu salah satunya sebagai bentuk penghormatan dan rasa syukur umat Islam atas kelahiran Nabi yang membawa ajaran Islam sebagai pedoman hidup.
Tidak hanya berfokus pada aspek spiritual, tetapi juga terdapat nilai-nilai sosial dan simbolisme yang kuat. Simbol yang paling menonjol adalah pembagian hasil bumi berupa gunungan, yang menggambarkan kewajiban seorang pemimpin, dalam hal ini Sultan, untuk mensejahterakan rakyatnya.
Keraton Yogyakarta, sebagai pusat dari perayaan Grebeg Maulud, berfungsi sebagai simbol kekuasaan yang menghubungkan dimensi spiritual (agama) dan temporal (pemerintahan). Sultan dianggap sebagai wakil Tuhan yang bertanggung jawab untuk menjaga keseimbangan antara keduanya.
Melalui perayaan ini, Grebeg Maulud tidak hanya menjadi momen untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW, tetapi juga sebagai perayaan keragaman budaya dan spiritualitas yang terus diwariskan dari generasi ke generasi.
Baca juga: wisata jogja 2 hari 1 malam
Pelestarian Tradisi di Era Modern

Credit : Islami
Melestarikan tradisi Grebeg Maulud di era modern menghadirkan tantangan yang tidak sedikit. Perubahan gaya hidup masyarakat dan derasnya arus digital membuat tradisi ini perlu beradaptasi agar tetap relevan.
Berbagai platform online dan media sosial kini berperan penting dalam mempromosikan Grebeg Maulud. Melalui konten visual dan cerita, panitia bisa menjangkau khalayak yang lebih luas, termasuk generasi muda.
Keraton pun mengambil peran sentral dalam menjaga keberlangsungan acara. Dengan mempertahankan nilai dan prosesi Grebeg Maulud, keraton memastikan otentisitas serta makna historis tetap terjaga.
Kolaborasi antara media modern dan peran keraton membuka peluang besar untuk menghidupkan tradisi ini. Sinergi tersebut mampu menjaga warisan budaya agar tetap hidup dan bisa diwariskan kepada generasi berikutnya.
Kenapa Harus Mengunjungi Grebeg Maulud?

Credit : X Keraton Yogyakarta
Grebeg Maulud adalah salah satu acara yang tak boleh dilewatkan ketika berkunjung di Yogyakarta. Disini kamu bisa merasakan keunikan dari perpaduan antara budaya, spiritualitas, dan euforia kemeriahan acara.
Tidak hanya menyaksikan setiap prosesi adat yang sakral, tetapi kamu juga bisa menikmati pertunjukan seni, seperti gamelan dan wayang kulit, serta kemeriahan suasana saat pembagian gunungan.
Grebeg Maulud adalah salah satu tradisi penting yang mengakar dalam kehidupan masyarakat Yogyakarta. Jika kamu ingin merasakan atmosfer sakral yang berpadu dengan kemeriahan tradisi, pastikan kamu tidak melewatkan kesempatan untuk menjadi saksi langsung dari Grebeg Maulud.
Ayo, rencanakan kunjunganmu sekarang juga bersama Labiru Tour, dan temukan pesona Yogyakarta dengan cara yang istimewa melalui pengalaman budaya yang tiada duanya!
Baca juga: tour jogja 4 hari 3 malam