Trip Bali – Bali, yang terkenal karena keindahan alamnya, ternyata juga menyimpan banyak warisan sejarah yang tersebar di setiap sudut pulau. Dari pura megah hingga situs bersejarah yang menghubungkan budaya masa lalu dengan kehidupan modern, Bali mengajakmu menikmati perjalanan lintas waktu yang penuh kesan. Yuk, simak artikel ini dan jelajahi berbagai destinasi wisata sejarah terbaik yang bisa kamu eksplor di Pulau Bali!
Tirta Gangga

Credit: Indonesiana
Tirta Gangga atau yang terkenal dengan nama Air Gangga adalah taman air bersejarah yang terletak di Desa Ababi, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem, Bali. Raja Karangasem, Anak Agung Anglurah Ketut Karangasem, membangun tempat ini pada tahun 1948 oleh sebagai tempat peristirahatan keluarga kerajaan.
Beberapa aktivitas yang dapat dilakukan pengunjung seperti berjalan-jalan di sekitar kolam yang dikelilingi patung-patung dan air mancur, serta menikmati pemandangan sawah yang hijau. Pengunjung juga dapat berenang di kolam renang yang tersedia.
Keunikan Tirta Gangga terletak pada arsitektur campuran Hindu-Bali kuno. Airnya yang jernih mengalir dari mata air alami menuju menara air setinggi 19 m dan kolam-kolam yang dikelilingi tembok tinggi dengan hiasan ukiran cantik, menambah keestetikaan tempat ini.
Biasanya akan memakan waktu sekitar 2 jam dengan kendaraan pribadi. Dari Denpasar, ikuti Jalan Raya Amlapura hingga mencapai Desa Ababi. Harga tiket masuk untuk wisatawan domestik sekitar Rp 25.000, sedangkan untuk wisatawan mancanegara sekitar Rp 50.000. Tempat ini buka setiap hari mulai pukul 06.00 sampai 19.00 WITA.
The Blanco Renaissance Museum

Credit: mldspot
The Blanco Renaissance Museum di Ubud, Bali, menampilkan karya-karya Antonio Blanco, seorang maestro seni yang memadukan gaya Eropa dan Bali. Museum ini berfungsi sebagai galeri seni sekaligus rumah dan studio pribadi sang pelukis. Pengelola museum membuka kesempatan bagi pengunjung untuk menyelami kehidupan dan proses kreatif Antonio Blanco secara langsung.
Pengunjung dapat menjelajahi koleksi lukisan, menikmati pemandangan dari teras museum yang menghadap ke lembah Sungai Campuhan, serta mengikuti berbagai aktivitas seni. Pihak museum juga rutin menggelar acara budaya, seperti pameran temporer dan pertunjukan musik, yang memperkaya pengalaman wisata. Bagi kamu pencinta seni dan sejaran, wajib mengunjungi destinasi wisata sejarah di Bali yang satu ini.
Arsitek museum merancang bangunan dengan memadukan elemen tradisional Bali dan gaya Eropa, menciptakan suasana yang harmonis dan unik. Nama ‘Blanco Renaissance’ mencerminkan semangat kebangkitan dan kreativitas yang selalu hidup dalam karya-karya sang pelukis.
Museum ini berdiri di Jalan Campuhan, Sayan, Ubud, sekitar 1,2 km dari pusat kota. Wisatawan dapat menjangkaunya dengan kendaraan pribadi atau transportasi umum. Pengelola menetapkan harga tiket sebesar Rp 30.000 untuk wisatawan domestik dan Rp 100.000 untuk wisatawan asing. Museum buka setiap hari dari pukul 09.00 hingga 17.00 WITA.
Baca juga: paket honeymoon bali 3 hari
Pura Besakih

Credit: Torch
Pura Besakih, yang terletak di lereng Gunung Agung, Bali, merupakan kompleks pura terbesar dan paling suci di pulau ini. Kompleks ini terdiri dari Pura Penataran Agung Besakih sebagai pura utama dengan 18 pura lain mengitarinya, termasuk Pura Basukian. ‘Besakih’ sendiri berasal dari bahasa Sanskerta yaitu wasuki atau bahasa Jawa Kuno basuki yang berarti selamat. Selain itu, nama ini juga terkait dengan mitologi Naga Basuki yang dianggap sebagai penyeimbang alam semesta.
Sebagai pusat kegiatan keagamaan umat Hindu di Bali, Pura Besakih digunakan untuk berbagai upacara dan ritual, seperti upacara melaspas, ngaben, dan persembahyangan lainnya. Setiap upacara diadakan di pelinggih-pelinggih yang memiliki fungsi dan kegunaan berbeda, sesuai dengan jenis upacara yang dilaksanakan.
Untuk mencapai Pura Besakih dari Denpasar, pengunjung dapat melalui Jalan Bypass Ngurah Rai menuju Jalan Prof. Dr. Ida Bagus Mantra, kemudian mengikuti petunjuk arah menuju Pura Besakih.
Harga tiket masuk ke Pura Besakih sekitar Rp 60.000 per orang. Disarankan untuk mengenakan pakaian sopan dan menutupi aurat saat berkunjung. Pengunjung sebaiknya membawa air minum dan camilan, serta menjaga kebersihan dengan tidak membuang sampah sembarangan.
Baca juga: tour bali 2d1n
Desa Penglipuran

Credit: Desa Adat Bali
Desa Penglipuran terletak di Kecamatan Bangli, Bali. Desa adat ini menyimpan kekayaan sejarah dan budaya yang masih terjaga hingga kini. Nama “Penglipuran” berasal dari kata “Pengeling Pura,” yang berarti tempat suci untuk mengenang para leluhur.
Wisatawan bisa menyusuri jalan utama desa sambil menikmati deretan rumah tradisional khas Bali. Mereka juga dapat berbincang dengan penduduk lokal untuk memahami kehidupan sehari-hari dan membeli kerajinan tangan sebagai oleh-oleh.
Desa Penglipuran terkenal karena kebersihannya dan penataan lingkungan yang rapi. Warga desa secara aktif menjaga kebersihan dan merawat lingkungan sekitar. Tak heran, desa ini pernah dinobatkan sebagai salah satu desa terbersih di dunia.
Pengunjung bisa mencapai Desa Penglipuran dengan kendaraan pribadi atau transportasi umum dari Denpasar ke Bangli, lalu melanjutkan perjalanan ke desa. Tiket masuk untuk wisatawan domestik dewasa sebesar Rp 25.000, sedangkan mancanegara Rp 50.000. Anak-anak domestik dikenakan biaya Rp 15.000 dan mancanegara Rp 25.000. Sebaiknya wisatawan mengenakan pakaian sopan, datang pada pagi atau sore hari, menjaga kebersihan, serta menghormati adat dan norma setempat.
Baca juga: 5 Warung Makan Khas Bali dengan Masakan Tradisional Lezat yang Wajib Kamu Coba
Taman Ujung

Credit: Viva
Taman Ujung terletak di Desa Tumbu, Karangasem, Bali Timur. Berdiri pada awal abad ke-20 oleh Raja Karangasem, Anak Agung Anglurah Ketut Karangasem, taman ini menggabungkan arsitektur Bali dan Eropa, menciptakan suasana yang unik dan elegan.
Aktivitas utama di Taman Ujung meliputi eksplorasi area taman yang luas, berfoto di jembatan-jembatan yang menghubungkan kolam-kolam, serta menikmati pemandangan laut dan pegunungan yang memukau. Tempat ini juga sering menjadi lokasi pemotretan prewedding dan acara-acara khusus lainnya.
Untuk mencapai Taman Ujung, perjalanan memakan waktu sekitar 2 jam dari Denpasar dengan mobil pribadi melalui Jalan Prof. Dr. Ida Bagus Mantra, dengan jarak tempuh sekitar 75km. Harga tiket masuk ke Taman Ujung adalah Rp 50.000 per orang. Taman ini buka setiap hari dari pukul 08.00 hingga 18.00 WITA.
Tunggu apalagi? Hubungi Labiru Tour untuk pengalaman mengunjungi wisata sejarah di Bali. Kami siap membawa Anda melintasi waktu melalui situs-situs bersejarah tersebut, dan tentunya akan dipandu oleh para ahli yang dapat memberikan insights kepada Anda.